Dharma yatra ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan penyucian diri untuk mencapai kemurnian diri sehingga Sang Jiwa Sejati dalam diri mencapai Kebahagiaannya yang sejati.
Sabtu, 25 Oktober 2014
Pura Luhur Sabang Dahat, Puakan, Tegallalang, Gianyar (53)
Demikian berat perjuangan Maharsi Markandeya yg Jauh2 datang pada sekitar abad ke-8 dari India Selatan untuk mengajarkan Sanatana Dharma serta tata cara merawat Bali dengan ritual keagamaan dan tradisi berdasarkan Kitab Suci Weda. Saat itu nusantara terutama Bali yg belum memiliki nama, masih menyatu dengan pulau jawa (belum dipisahkan selat) sehingga disebut pulau dawa/panjang dan dominan ditumbuhi hutan lebat, angker dan dijaga binatang buas. Belum ada jalan setapak apalagi jalan paving atau jalan aspal seperti sekarang. Berkat Beliau, Ida Maharsi Markandeya dan juga murid-murid dan pengiring Beliau, Bali bisa dihuni dan memberikan kesejahteraan & kemakmuran luar biasa pada umat manusia dan makhluk lain yg tinggal diatas pulau ini. Bali tidak memiliki tambang emas, minyak, mineral, dll. Bali tidak begitu indah, karena daerah lain di nusantara memiliki pemandangan yg jauh lebih indah daripada Bali. Tapi berkat jasa Ida Maharsi Markandeya dengan kekuatan yogaNYA lalu mengumpulkan energi dari tanah/pertiwi Bali yg memiliki kekuatan luar biasa lalu dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran orang yg tinggal dibali. Terbukti Bali menjadi Pulau yg makmur dan sejahtera. Untuk mencari uang 100 ribu sehari adalah hal gampang di Bali sedangkan untuk mencari uang 5000 rupiah di Jawa dan sejumlah daerah lain adalah perkara yg susah. Hal ini yg mengundang orang luar ramai datang ke Bali. Sekali lagi Bali tanpa memiliki sumber daya alam dan tambang seperti daerah lain. Jadi siapapun yg tinggal diatas pulau Bali termasuk para pendatang wajib dan harus ikut merawat, melestarikan dan mengajegkan Bali sesuai warisan berupa tradisi, adat, kebiasaan berdasarkan dan bernafaskan Hindu & kitab suci weda yg dilanjutkan turun temurun hingga jaman sekarang. Kalau mau merusak tatanan yg sudah ada dengan membawa budaya dan tradisi baru/asing dari luar, termasuk agama baru, ada baiknya keluar dari pulau ini. Jangan tinggal di pulau ini. Yg cinta Bali, Mari Ajeg kan Bali.
Demikian berat perjuangan Maharsi Markandeya yg Jauh2 datang pada sekitar abad ke-8 dari India Selatan untuk mengajarkan Sanatana Dharma serta tata cara merawat Bali dengan ritual keagamaan dan tradisi berdasarkan Kitab Suci Weda. Saat itu nusantara terutama Bali yg belum memiliki nama, masih menyatu dengan pulau jawa (belum dipisahkan selat) sehingga disebut pulau dawa/panjang dan dominan ditumbuhi hutan lebat, angker dan dijaga binatang buas. Belum ada jalan setapak apalagi jalan paving atau jalan aspal seperti sekarang. Berkat Beliau, Ida Maharsi Markandeya dan juga murid-murid dan pengiring Beliau, Bali bisa dihuni dan memberikan kesejahteraan & kemakmuran luar biasa pada umat manusia dan makhluk lain yg tinggal diatas pulau ini. Bali tidak memiliki tambang emas, minyak, mineral, dll. Bali tidak begitu indah, karena daerah lain di nusantara memiliki pemandangan yg jauh lebih indah daripada Bali. Tapi berkat jasa Ida Maharsi Markandeya dengan kekuatan yogaNYA lalu mengumpulkan energi dari tanah/pertiwi Bali yg memiliki kekuatan luar biasa lalu dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran orang yg tinggal dibali. Terbukti Bali menjadi Pulau yg makmur dan sejahtera. Untuk mencari uang 100 ribu sehari adalah hal gampang di Bali sedangkan untuk mencari uang 5000 rupiah di Jawa dan sejumlah daerah lain adalah perkara yg susah. Hal ini yg mengundang orang luar ramai datang ke Bali. Sekali lagi Bali tanpa memiliki sumber daya alam dan tambang seperti daerah lain. Jadi siapapun yg tinggal diatas pulau Bali termasuk para pendatang wajib dan harus ikut merawat, melestarikan dan mengajegkan Bali sesuai warisan berupa tradisi, adat, kebiasaan berdasarkan dan bernafaskan Hindu & kitab suci weda yg dilanjutkan turun temurun hingga jaman sekarang. Kalau mau merusak tatanan yg sudah ada dengan membawa budaya dan tradisi baru/asing dari luar, termasuk agama baru, ada baiknya keluar dari pulau ini. Jangan tinggal di pulau ini. Yg cinta Bali, Mari Ajeg kan Bali.
BalasHapus